Untuk Rina Dewi Yana


Mbak Rin,

Berita itu seperti petir di siang bolong

Tak terduga dan tentu saja….

Sedih….

Kau pergi untuk selamanya, syahid Insya Allah.

Ah takdir, kau benar-benar tidak bisa diduga….

Mbak Rin,

Masih teringat waktu dahulu

Dulu, saat kita sering mengobrol panjang lebar di kamarmu

Dulu, saat kita sering nonton DVD ramai-ramai di kamarku

Dulu, saat layar komputermu tiba-tiba meledak dan menghebohkan kosan

Dulu, saat kau guyur kepalaku malam-malam di hari ulang tahunku

Dan kado ulang tahun darimu pun masih terpajang di kamarku.

Mbak Rin,

Inilah penyesalan seumur hidupku padamu…

Maafkan aku tidak bisa datang di hari pernikahanmu

Maafkan aku tidak bisa datang bahkan di hari engkau dikembalikan di haribaan ilahi

Doa…hanya itu yang bisa kupanjatkan untukmu dari tempatku berada

“Robbana, terimalah temanku ini di tempatMU yang terindah”

Mbak Rin,

Terimakasih atas semua kenangan dan kebahagiaan yang telah engkau bagi

Terimakasih atas keberanian yang telah engkau tunjukkan dan syahid manakala melahirkan putri kecilmu

Meskipun kau telah pergi mendahului kami,

Kami takkan pernah lupa….

Atas tawa..

Atas airmata…

Atas Bahagia…

Saat kita semua bersama

Tidurlah dengan tenang, sahabatku….

“Memori Sekeloa 2004-2005 – Sampai kita bertemu lagi di hari pertimbangan, ukhti”

Jakarta, 8 Januari 2009

Diterbitkan oleh Devi R. Ayu

A proud Mom of #babyD, Penulis, Penerjemah, Konsultan Komunikasi, dan Fasilitator Program Women Will dari Google Gapura Digital untuk kota Malang. Owner dari Cindaga Comms, konsultan komunikasi digital di kota Lawang, Malang.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.